EMakkkkkkkk….sumpah
ini benar-benar ujian terburuk selama aku sekolah dan kuliah >.< aku
bahkan tidak bisa menjawab soal ini…mungkin jika ada ungkapan yang untuk
mengungkapkan kata “penganiayaan batin” langsung aku pake…
Mungkin
aku memang benar-benar menderita Diskalkulia…atau apa lah namanya itu menurut
sumber yaitu Kesulitan belajar matematika (dyscalculis) (Lerner, 1988). Aku
sudah trauma berat sama yang namanya hitung-hitungan dkk…sejak Sd kelas 5 aku
mulai tidak bisa menerima pelajaran matematika,fisika,kimia apa pun itu yang
berhubungan dengan menghitung. Guruku selalu membeda-bedakan anak yang pintar
dan kurang menguasai bahkan the worstnya adalah guruku selalu mengejek
anak-anak yang dapat nilai Nol dengan memberi mata , telinga dan hidung di nilai
Nol itu tidak hanya itu nilai Nol itu ditulis 1 buku penuh jadi dihalaman buku
dengan angka Nol sepenuh buku.Guruku sering mempermalukanku jika aku tidak bisa
menjawab pertanyaan dan soal-soal,mungkin disuruh beridiri didepan kelas ,
bernyanyi dan lain-lain. Aku pernah bertanya dengan guru lainnya aku lupa nama
beliau yang saat itu sudah almarhum dan aku sangat mencintai beliau adalah “cintailah
gurumu sebelum kau mencintai pelajarannya”…ini mudah dalam hatiku aku akan
berusaha mencintai guru matematikaku seperti aku mencintai ibuku sendiri..
Setiap hari aku ikut kelas les yang diadakan dirumah beliau. Guru matematika ku
punya sakit jantung yang kadang-kadang kambuh jadi kadang kita pun kerumah
beliau tidak untuk les tapi menjenguk beliau dengan membawakan buah-buahan dan
makanan lainnya..hanya satu yang aku harapkan yaitu aku bisa dan suka dengan
mate-mati-ka -_- “…
Mungkin
aku sekarang mempercayai seorang anak yang dididik dengan salah akan
mempengaruhi tingkat kesulitan belajar pada anak, sampai lulus sekolah menengah
pun nilai matematikaku pas-pas an. Aku terus menerapkan “cintai gurumu maka kau
akan mencintai pelajarannya” tapi nihil sodara-sodara aku tetap tidak bisa
matematika. Aku mengambil sekolah menengah/kejuruan tata boga wirausaha disitu
kita dibuat kelompok sebagai tim wirausaha yang diberi modal dari sekolah dan
mengembangkan modal itu sampai lulus..baiklah aku tidak akan menjadi bendahara
aku dipilih dibidang marketing mungkin teman-teman melihatku sebagai orang yang
cerewet. #Ampundeh
Setelah
lulus SMK , ok.. disitu aku memilih Pendidikan Bahasa Inggris dan Psikologi ,
sebenarnya awal mulanya aku mengambil Teknik Informatika dan Psikologi…AAahhh
mungkin aku khilaf berpikiran mengambil jurusan teknik. Alhamdulillah Tuhan
menolong ku tangan ku menulis B.inggris dan Hubungan International #KoBedaLagi
??? Tanya tangan ku yang nulis -_-
Tuhan
menakdirkanku kejurusan bahasa inggris karena aku memang sudah sangat suka
dengan bahasa inggris makasih ya Allah mengabulkan doa ku setidaknya aku hanya
menghadapi matematika penambahan dan pengurangan dalam kehidupan sehari-hari
bukan rumus yang menari.
Aku
dengar-dengar semester 5 ada statistik..bahan untuk tugas akhir serta metode
penelitian. Ok baiklah setidaknya aku tahu tidak hanya aku yang tidak suka
matematika dari beberapa teman bahasa inggris lainnya.Jadi aku punya teman yang
ga bisa matematika #BikinPasukan
Kelasku
kebagian dosen killer..sebelum perkuliahan dimulai simpang siur profil dosen
ini sudah menyebar luas yang katanya pelit,sensitive,killer..ada juga yang
bilang bahkan anak jurusan matematika sendiri pun ada yang mengadu kekajur
matematika itu sendiri atas ketidaknyamanan pengajaran beliau. Ok pertemuan
pertama kita semua sudah merasa dibunuh perlahan #alay tapi ini beneran 1 kelas
diam tak bersuara saat beliau curhat dan bercerita tentang kelebihan dan
kekurangan beliau. Teman-teman diam bukan berarti kagum tapi mereka berpikir
dan membuat keputusan bahwa mereka harus segera memodifikasi jadwal dan mencari
/ ikut mata kuliah statistik dikelas lain.Tertinggalah aku dan beberapa temanku
yang tetap memilih beliau dari sekita 50 orang dikelasku tersisa 17 orang tidak
15 orang termasuk aku -_-
Seiring
berjalannya waktu teman-temanku hampir setengahnya menyerah ditengah jalan
setelah UTS hanya tersisa sekitar 8 orang. Aku tidak mengerti mengapa mereka
berhenti dan menyerah seperti itu. Aku tau sistem pengajaran beliau sangat
sulit diterima selain cepat tapi sangatttt cepat beliau juga selalu memberikan
tugas setiap kali pertemuan itu sangat berat bagi kita yang hampir 2 tahun
tidak bertemu matematika. Setidaknya aku tidak menyerah dan bertahan walau
dengan keterbatasan otak menerima mata kuliah ini. Akhir cerita aku baru saja
menghadapi ujian akhir aku hanya pasrah aku bahkan tidak tahu harus mengerjakan
soal-soal tersebut dengan rumus yang mana dan bagaimana diberilah kita soal dan
hanya diberi waktu 45 menit,dalam hati aku seneng karena anya 45 menit neraka
ini segera berakhir tapi bagaimana aku bisa menyeleseikannya ???? 5 hari pun
aku belum tentu bisa. Apalagi ini menggunakan rumus yang pada saaatt diajarkan
aku tidak masuk >.< lengkaplah sudah.
Aku
menyerah , teman-teman semua serius mengerjakan hanya untuk kelihatan bisa
wkwkwk padahal mereka hanya menulis ulang soal agar kelihatan seperti
mengerjakan dan menulis ulang rumus agar kelihatan faham #Hadeeeh pengen
ketawa.Aku melepas pulpen dan tertunduk mennyontek pun aku ga bisa apa lagi
mengerjakan sendiri, pengen nangis sih separah itu kah aku dengan hukum hitung-menghitung
sampai aku mengosongkan lembar jawabanku…Urat saraf berhitungku putus
sepertinya.
Dipenghujung jam semua pada sibuk menyontek jawaban sebut saja
Risda dia adalah mahasiswa kesayangan dosen statistic kita karena dialah satu-satunya
yang selalu aktif dikelas… kalo bikin slowmotion nih ya kelas itu cuma milik
dosen dan dia yang lainnya itu kayak kursi diem #krik-krik :D …nyontekkkk
jawaban !!!
Akirnya
aku ikut nyontek walaupun lembar jawabanku langsung ditarik dan dikumpulkan
oleh pengawas tapi setidaknya lembar jawabanku ada jawabannya walaupun menulis
ulang soal lebih banyak dari pada jawaban.
Ini adalah ujian terburuk sepanjang sejarah ujian..berharap keajaiban setidaknya jangan dapat C :(...



No comments:
Post a Comment