Saturday, January 5, 2013

Aku vs Matematika



EMakkkkkkkk….sumpah ini benar-benar ujian terburuk selama aku sekolah dan kuliah >.< aku bahkan tidak bisa menjawab soal ini…mungkin jika ada ungkapan yang untuk mengungkapkan kata “penganiayaan batin” langsung aku pake…

Mungkin aku memang benar-benar menderita Diskalkulia…atau apa lah namanya itu menurut sumber yaitu Kesulitan belajar matematika (dyscalculis) (Lerner, 1988). Aku sudah trauma berat sama yang namanya hitung-hitungan dkk…sejak Sd kelas 5 aku mulai tidak bisa menerima pelajaran matematika,fisika,kimia apa pun itu yang berhubungan dengan menghitung. Guruku selalu membeda-bedakan anak yang pintar dan kurang menguasai bahkan the worstnya adalah guruku selalu mengejek anak-anak yang dapat nilai Nol dengan memberi mata , telinga dan hidung di nilai Nol itu tidak hanya itu nilai Nol itu ditulis 1 buku penuh jadi dihalaman buku dengan angka Nol sepenuh buku.Guruku sering mempermalukanku jika aku tidak bisa menjawab pertanyaan dan soal-soal,mungkin disuruh beridiri didepan kelas , bernyanyi dan lain-lain. Aku pernah bertanya dengan guru lainnya aku lupa nama beliau yang saat itu sudah almarhum dan aku sangat mencintai beliau adalah “cintailah gurumu sebelum kau mencintai pelajarannya”…ini mudah dalam hatiku aku akan berusaha mencintai guru matematikaku seperti aku mencintai ibuku sendiri.. Setiap hari aku ikut kelas les yang diadakan dirumah beliau. Guru matematika ku punya sakit jantung yang kadang-kadang kambuh jadi kadang kita pun kerumah beliau tidak untuk les tapi menjenguk beliau dengan membawakan buah-buahan dan makanan lainnya..hanya satu yang aku harapkan yaitu aku bisa dan suka dengan mate-mati-ka -_- “…


Mungkin aku sekarang mempercayai seorang anak yang dididik dengan salah akan mempengaruhi tingkat kesulitan belajar pada anak, sampai lulus sekolah menengah pun nilai matematikaku pas-pas an. Aku terus menerapkan “cintai gurumu maka kau akan mencintai pelajarannya” tapi nihil sodara-sodara aku tetap tidak bisa matematika. Aku mengambil sekolah menengah/kejuruan tata boga wirausaha disitu kita dibuat kelompok sebagai tim wirausaha yang diberi modal dari sekolah dan mengembangkan modal itu sampai lulus..baiklah aku tidak akan menjadi bendahara aku dipilih dibidang marketing mungkin teman-teman melihatku sebagai orang yang cerewet. #Ampundeh

Setelah lulus SMK , ok.. disitu aku memilih Pendidikan Bahasa Inggris dan Psikologi , sebenarnya awal mulanya aku mengambil Teknik Informatika dan Psikologi…AAahhh mungkin aku khilaf berpikiran mengambil jurusan teknik. Alhamdulillah Tuhan menolong ku tangan ku menulis B.inggris dan Hubungan International #KoBedaLagi ??? Tanya tangan ku yang nulis -_-

Tuhan menakdirkanku kejurusan bahasa inggris karena aku memang sudah sangat suka dengan bahasa inggris makasih ya Allah mengabulkan doa ku setidaknya aku hanya menghadapi matematika penambahan dan pengurangan dalam kehidupan sehari-hari bukan rumus yang menari.
Aku dengar-dengar semester 5 ada statistik..bahan untuk tugas akhir serta metode penelitian. Ok baiklah setidaknya aku tahu tidak hanya aku yang tidak suka matematika dari beberapa teman bahasa inggris lainnya.Jadi aku punya teman yang ga bisa matematika #BikinPasukan

Kelasku kebagian dosen killer..sebelum perkuliahan dimulai simpang siur profil dosen ini sudah menyebar luas yang katanya pelit,sensitive,killer..ada juga yang bilang bahkan anak jurusan matematika sendiri pun ada yang mengadu kekajur matematika itu sendiri atas ketidaknyamanan pengajaran beliau. Ok pertemuan pertama kita semua sudah merasa dibunuh perlahan #alay tapi ini beneran 1 kelas diam tak bersuara saat beliau curhat dan bercerita tentang kelebihan dan kekurangan beliau. Teman-teman diam bukan berarti kagum tapi mereka berpikir dan membuat keputusan bahwa mereka harus segera memodifikasi jadwal dan mencari / ikut mata kuliah statistik dikelas lain.Tertinggalah aku dan beberapa temanku yang tetap memilih beliau dari sekita 50 orang dikelasku tersisa 17 orang tidak 15 orang termasuk aku -_-

Seiring berjalannya waktu teman-temanku hampir setengahnya menyerah ditengah jalan setelah UTS hanya tersisa sekitar 8 orang. Aku tidak mengerti mengapa mereka berhenti dan menyerah seperti itu. Aku tau sistem pengajaran beliau sangat sulit diterima selain cepat tapi sangatttt cepat beliau juga selalu memberikan tugas setiap kali pertemuan itu sangat berat bagi kita yang hampir 2 tahun tidak bertemu matematika. Setidaknya aku tidak menyerah dan bertahan walau dengan keterbatasan otak menerima mata kuliah ini. Akhir cerita aku baru saja menghadapi ujian akhir aku hanya pasrah aku bahkan tidak tahu harus mengerjakan soal-soal tersebut dengan rumus yang mana dan bagaimana diberilah kita soal dan hanya diberi waktu 45 menit,dalam hati aku seneng karena anya 45 menit neraka ini segera berakhir tapi bagaimana aku bisa menyeleseikannya ???? 5 hari pun aku belum tentu bisa. Apalagi ini menggunakan rumus yang pada saaatt diajarkan aku tidak masuk >.< lengkaplah sudah.

Aku menyerah , teman-teman semua serius mengerjakan hanya untuk kelihatan bisa wkwkwk padahal mereka hanya menulis ulang soal agar kelihatan seperti mengerjakan dan menulis ulang rumus agar kelihatan faham #Hadeeeh pengen ketawa.Aku melepas pulpen dan tertunduk mennyontek pun aku ga bisa apa lagi mengerjakan sendiri, pengen nangis sih separah itu kah aku dengan hukum hitung-menghitung sampai aku mengosongkan lembar jawabanku…Urat saraf berhitungku putus sepertinya.


 Dipenghujung jam semua pada sibuk menyontek jawaban sebut saja Risda dia adalah mahasiswa kesayangan dosen statistic kita karena dialah satu-satunya yang selalu aktif dikelas… kalo bikin slowmotion nih ya kelas itu cuma milik dosen dan dia yang lainnya itu kayak kursi diem #krik-krik :D …nyontekkkk jawaban !!!
Akirnya aku ikut nyontek walaupun lembar jawabanku langsung ditarik dan dikumpulkan oleh pengawas tapi setidaknya lembar jawabanku ada jawabannya walaupun menulis ulang soal lebih banyak dari pada jawaban.
Ini adalah ujian terburuk sepanjang sejarah ujian..berharap keajaiban setidaknya jangan dapat C :(...

No comments:

Post a Comment